Selasa, 03 Januari 2017

Puisi Jerit Si Lemah


Jerit Si Lemah
By. Khikmatul Khanun

Bila sampai masanya,
Tiba para parewa berbondong-bondong angkat senjata. Berebut hak nan tahkta, abai dengan abdi yang tertatih tak berkuasa juga lumuran derita. Sungguh terjadi. Benturan di mana-mana.  Mereka hanya membisu, seakan kaku termakan kewajiban pilu, takdir sembilu.
Teronggok jiwa tak berdaya, raga berserakan tak terelakkan.  Bagaimana anak cucu? Hanya mampu terdiam bagaikan kuning telur membeku dan membelam. Begitu disayangkan, kasihan. Ketika di antaranya, mereka, terjaga, kemudian bersua:
“ Harta pertiwiku
Jantung nadiku,
Enyah
Kar’na merekalah,
Mereka  sang pemusnah
Tak bertanggung jawab
Atas tindakan penaka sampah

Sirna mutiara yang didamba

Membelam kian dalam
Tenggelam
Tinggalkan kelam
Menyesallah,
Wahai pembawa resah!
Sebelum duka lara kian menjarah”
Dan raut senja kelabu menyingsing tapak-tapak yang garing seiring detik berdesing, sembari rerintik membasuh bumi tercinta. Meratakan bekasnya. Meneduhkan lara yang pernah membara.
Semoga hari esok ‘kan jadi lebih bermakna.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar